Cerita Sex Cinta Yang Liar Part 75
Cerita Sex Dewasa Cinta Yang Liar Part 75 – BanyakCerita99 – Cerita Sex Dewasa Bersambung – Cerita Sex Terbaru – Cerita Dewasa Terbaru – Cerita Bersambung
Cerita Sebelumnya : Cerita Sex Cinta Yang Liar Part 74
Semenjak kedatanganku dirumah ini aku merasa seperti hidup dengan pasangan sehidup sematiku. Walau sampai sekarang aku merasakan ada yang aneh dengan dian, entah apa itu. ah, tapi masa bodohlah sekarang aku bersamanya, dan harus aku selesaikan semuanya dengan cepat.
Dari awal kebersamaanku dengannya, aku sudah tidak ingin jauh darinya. Selesai mandi aku makan bersama dian dengan alunan musik dari kotak musik hadiah dari ibu. senyum, canda bersamanya memang berbeda ketika aku harus bersama dengan yang lain.
Aku ceritakan kenapa aku bisa mendapatkan kotak musik itu, dari awal aku menceritakan semuanya dengan sangat detil. Bagaimana aku bisa beraksi dengan koplak walau tidak lengkap, ditambah lagi kejadian dengan eri yang karena keceplosan akhirnya aku bercerita.
beneran ndak ngapa-ngapain? ucap dian wajahnya tampak sekali cemburu
beneran sayang, yakin ucapku
iya, sayang percaya kok sama ayang muach… ucapnya sambil mengecup bibirku
Melewati siang hari, aku lebih memilih bermalas-malasan walau pada dasarnya ku menunggu berita kematian aspal. Aku rebahkan tubuhku di sofa bersama dian yang matanya sudah terpejam terlihat dia begitu lelah hari ini, sama seperti hari-hari ketika dia mengajar dikelasku.
Walau wajahnya berseri tapi tetap saja tampak lelah. Kulihat sekeliling ruangan memang tampak bersih, ah mungkin memang lelahnya adalah mengurusi rumah ini.
Chanel televisi aku pindah-pindah hingga akhirnya mataku berhenti pada salah satu chanel berita. Berita tentnag kematian aspal yang sudah aku tunggu, berita siang yang mengulas tentang bagaimana kematian si aspal. Dalam acara berita tersebut terlihat sekali orang-orang yang semalam kami lumpuhkan sedang digiring kedalam mobil polisi, entah keterangan apa yang akan mereka berikan kepada polisi.
Sejenak mataku terhenyak ketika melihat dua orang yang tersorot kamera, walau sebentar. Ingatanku kembali ketika aku datang ke TKP kematian KS, ya dua orang itu adalah orang yang menabrakku waktu itu. Di beritakan bahwa kematian aspal dikarenakan pembunuhan sadis oleh sekelompok orang. segera aku bangun dengan perlahan agar dian tidak ikut terbangun. Kuambil Smartphoneku dan menelepon anton.
ada apa cat?
kamu sudah lihat acara berita siang ini?
siang ? gundulmu itu berita tadi pagi, emang ada apa?
Kamu lihat dua orang berbaju hitam yang tersorot kamera
Sebentar aku tadi merekam berita itu, hmmm…. sebentar, ya aku melihatnya, kamu tahu mereka?
iya, itu adalah orang yang menabrakku ketika aku ke olah TKP kematian KS
hm… berarti mereka ada dalam sangkut pautnya dengan ayahmu, mungkin bisa jadi mereka adalah suruhan ayahmu
itu yang aku pikirkan ton
oh ya ar, setelah aku telusuri semua petunjuk, memang ada beberapa anggota oknum aparat keamanan yang terlibat dengan mereka berempat tapi tidak keseluruhan jadi usahakan untuk tidak melapor ke aparat keamanan bisa membahayakan dirimu, okay?
Hmmm… okay ton, terus apa rencana kita selanjutnya? Kamu adalah otak rencana kita
menunggu… Sekarang aku dan anggotaku sudah berpencar untuk mencari informasi lebih lanjut lagi mengenai apa yang akan mereka lakukan setelah mengetahui satu teman mereka tewas mengenaskan
apa aku perlu jalan-jalan juga?
ya perlu dong bro, lihat situasi terutama kampus kamu. jangan minta jatah pacara baru kamu terus ha ha ha
ah gundulmu, ya udah kalau nanti ada kabar dan informasi aku dikabari nton
Okay cat
Setelah percakapan dengan anton, aku kembali ke memeluk dian yang sedang tertidur di sofa. dian sempat bangun sebentar tapi kemudian memelukku lebih erat lagi. Wajahnya tidak bisa menyembunyikan sifat manjanya dikala bersamaku.
Aku hanya bisa tersenyum memandang wajah manjanya, benar-benar wanita yang sulit diduga. Kadang judes kadang manja, tapi manjanya tidak pernah hilang ketika aku bersamanya didalam rumah ini.
selepasnya aku hanya menghabiskan waktuku bersama dian didalam rumah ini tanpa keluar rumah sekalipun, waperti pengantin baru walau tanpa bercinta dengannya aku sudah merasa cukup puas bersamanya. Setiap malam menjelang dian selalu memancing dengan pakaiannya yang tidak pernah mengenakan pakaian dalam, tubuhnya hanya berbalut tank-top dan celana dalam.
yang, pakaiannya dicuci semua ya? ucapku sambil memeluknya dari belakang ketika kami hendak tidur
ndak, emang ada apa siiiiiih? Ndak suka ya? kalau ndak suka nanti tak pakai pakaian lengan panjang yang tertutup sekalian saja bagaimana? ucapnya
ya ndak segitu kali, tapi kan kalau keluar lagi gimana? ucapku
tinggal mandi saja susah iiih… gitu aja keluar weeeeek ucap dian mengejekku
hmmm… ucapku
hmmm apa? Awas kalau macem-macem ucapnya sedikit keras
emang kalau macem-macem mau diapain? godaku
ndak diapa-apain, kalau mau macem-macem ya ndak papa, asal siap jadi bapak ucapnya judes
kalau kamu istrinya aku siap.. ucapku sambil memeluknya erat, dipeluknya kedua tanganku lebih erat lagi
mau makan apa nanti? ucapnya lirih
hem hem hem… tawaku didalam punggungnya
kok malah ketawa? Wajar kan kalau cewek mikirnya jauh ucapnya
makan nasi, sayur, daging, minumnya susu, kopi, teh dan lain sebagainya candaku
iiih nyebelin, uangnya dari mana? balasnya tidak mau kalah
kerja jawabku singkat
TA saja belum jadi, mau kerja jawabnya judes
kalau ditanya mau makan apa, kan jawabnya sudah benarkan? Kalau uang dari mana, ya dari kerja kan? Ada yang salah? Masalah TA ya nanti aku selesaikan, Cuma satu saja.. jawabku santai
apa? tanyanya penasaran
mau ndak sama brondong? Malu tidak? ucapku
malu… jawabnya
eh… aku terkejut mendengarnya
kalau nglamarnya kelamaan! Dah bobo cepetan meluknya yang bener dong! jawabnya judes
iya sayangku iya adeku sayang jawabku sambil memeluknya erat
celanannya dilepas! ucapnya sambil kedua matanya terpejam
Eh… iya… balasku
Alhasil malam ini seperti malam-malam sebemlumnya, aku dan dian hanya tidur mengenakan celana dalam. Beberapa kali tangan dian mengarahkan tanganku ke dadanya yang besar itu, tap aku mencoba menepisnya dengan selalu berpura-pura mencium pipinya sehingga tanganku bisa beralih lagi keperutnya. Well, itu adalah salah satu cara agar dedek arya tidak muntah.
Esok hari aku bergegas menuju kerumahku, kuliah masih libur karena kampus baru saja melaksanakan ujian akhir semester. Aku meminta ijin untuk melihat situasi dirumah, jika memang rumahku didatangi oleh mereka berarti mereka mulai mencurigaiku dan dian memperbolehkan aku.
Pacaraku satu nan cantik ini, karena dian selalu berada dirumah selama aku tinggal bersamanya . Dian tidak berangkat untuk mengajar di kampus, karena memang setelah Ujian semester ini dosen tidak mengajar hanya mengisi daftar hadir. Jadi memang tidak perlu ke kampus.
Sesampainya aku dirumah tampak dirumah sangat sepi, aku duduk termenung di tangga. Ah, keluargaku seandainya saja tidak pernah ada konflik mungkin aku akan hidup bahagia bersama mereka. Aku datang karena dia datang, aku hadir untuk menghentikannya.
Itu semua memang karena dia memulainya dengan cara yang salah. Segera aku kekamarku, masih tercium bau-bau khas kenyamanan dimana aku selalu menghabiskan malamku disini. Bayanganku tentang permainan dengan Ibu muncul membuatku sedikit merasa kehilangan.
Argh, Ibu aku ingin sekali memlukmu saat ini, tapi jika semua telah berakhir dia akan menjadi ibuku dan aku harus tetap pada janji kami berdua. Dian, pacarku sekaligus kekasihku saat ini tapi menyentuhnya saja aku tidak berani.
Aku kemudian ke kamar ayah dan Ibuku, sejenak aku melihat kesekelilingnya. Aku buka almari ayah dan ibuku tapi tak ada satupun yang tersisa disana. Kulihat tempat tidur ibuku, ingatanku kembali ketika aku bercinta dengan ibu dihadapan ayahku yang sedang dalam pengaruh obat tidur.
Tak ada yang aku temukan didalam kamar ini, kecuali hanya kenangan bersama ibuku. terdapat sebuah album kenangan masa kecilku yang ada hanya foto aku dan ibuku tak ada yang lain. Aku kemudian keluar dari kamar untuk segera kembali kerumah dian. ketika aku berdiri di lorong kamar terlihat seseorang sedang membuka pintu.
Kleeek….
Ibu… ucapku tekejut dengan kedatangan ibu. wanita yan mengambil keperjakaanku, ibuku sendiri. tubuhnya hanya mengenakan kaos longgar dengan belahan dada agak kebawah, dilengkapi rok hingga dibawah lututya
sayang, kok ada dirumah? ucap ibu tersenyum lebar sambil berjalan kearahku
tadi aku ijin sama dian untuk mengecek keadaan diluar setelah kejadian, jika benar mmmmmm… ucapku terputus karena ibu memelukku dan kemudian melumat bibirku
sayangku, kekasihku ibumu kangen sama anak ganteng satu-satunya ini…ucap ibu dengan wajah sedikit manja
Arya juga bu, ibu masih datang bulan? ucapku
ibu juga kangen, ibu harap kita masih bisa melakukannya walau sebenarnya ibu tidak tega terhadapa dian ucap ibu, sambil kepalanya menggeleng
bu… bolehkah arya minta… ucapku
pintu gerbang sudah ibu kunci, dan pintu rumah juga sudah ibu kunci ucapnya, ku kecup keningnya
dikamar pengantin kita sayang ucap ibu menunjuka bekas kamarku kamar ketika aku bergulat hebat puntuk pertama kalinya
Jika boleh aku ingin melakukannya hingga nanti sore, disemua tempat dirumah ini ucapku
em em em… ndak boleh sayang, nanti kamu akan kelihatan capek. Dian bisa tahu itu, ibu tahu dia masih perawan tapi perasaan seorang wanita tidak bisa dibohongi. Apalagi kalau seandainya saja sudah kamu perawani pasti dia bisa merasakan semuanya, keanehan disetiap kalian bercinta ucap ibu, langsung aku gendong ibu menuju ruang
Jadi apakah arya boleh bu? Arya benar-benar kangen, arya tidak menyangka bisa bertemu ibu dirumah, yang arya tahu ibu ada di rumah kakek ucapku
ibu pulang untuk mengambil pakaian sayang, eh didepan teras garasi ada motor kamu. benar-benar pas, ibu juga sudah tidak mens lagi. Sayang ibu kangeeeeeen… ibu ingin dipeluk kamu dulu yang lama sayang, setelah itu terserah kamu.
Mau ibu yang biasa atau yang liar…. mmmmm ucapnya didepan tempat tidur aku turunkan kaki ibu, ibu memelukku dengan sangat erat. bibir kami berpagutan, benar-benar aku merasa jarang dibelai. Dian terlupakan ketika aku bertemu dengan kekasih pertamaku.
Lumatan bibir lembut diantara kami berdua, kedua tangan ibu merangkul leherku sambil mengelus-elus belakang kepalaku. Sedang kedua tanganku dari pinggangnya turun ke pantat ibu, kuremas bongkahan pantat yang selalu menggemaskan.
Tanpa tergesa-gesa aku memainkan pantat ibu terlebih dahulu dan berciuman melepas rindu. Setelahnya, kedua tanganku membuka resleting rok ibu, hingga rok itu terjatuh. Tangan ini sudah lama sekali tidak meremas pantat ibu, kuraba pantat ibu dan meremasnya dengan gemas.
Aku membalik tubuh ibuku, kupeluk dari belakang dengan kedua tanganku meremas susu besarnya. Ibu menoleh kebelakang kusambut dengan bibirku kembali, tangan ibu mulai menelusup diantara tubuhku.
Dielusnya perlahan dedek arya yang masih terbungkus. Dengan cekatan kedua tangan ibu melepas sabuk yang mengikat celana jeansku hingga celana jeansku turun sedikit meperlihatkan celana dalamk. Kutarik kaos ibu keatas, dengan respon cepat ibu mengankat kedua tangannya dan berbalik kearahku.
Ibu tersenyum manis kepadaku, diciumnya leherku turun dengan bantuan tangannya kaosku dinaikan. Lidahnya bermain-main di puting dadaku, tak lama berada di dadaku ciumannya semakin turun kebawah. Ciumannya hingga pada perutku, tangannya menarik kebawah celana jeansku. Kuangkat kedua kakiku bergantian dan terlepaslah jenasku.
Tak lama kemudian, ibu menciummi dan menjilati dedek arya yang masih berada didalam celana dalam. Wanita itu ibuku sedang menciumi kemaluan anaknya sendiri, benar-benar membuatku ingin sekali menubruknya tapi tidak, hari masih panjang sekarang belum melewati siang hari.
Aku harus bisa bersabar agar kangenku pada tubuh ibuku bisa berkurang karena aku belum bisa menggantikan sepenuhnya ibu dengan dian untuk urusan dedek arya. dilorotkannya celana dalamku hingga lepas dari tubuhku, tangan kanannya mengocok batang dedek arya dan bibir serta lidahnya beramin-main di buah zakar.
Ough bu… ibu enak sekali ough ibuku sayang, kontol arya keenakan bu ogh terus bu, arya pengen dikulum bu ucapku
Slurp… sabar sayang, ibu masih pengen mainin si nakal ini, kelihatan sekali sinakal sudah kangen sama tempik ibu ucap ibu semakin nakal,
iya bu, arya nurut sama ibu yang penting arya bisa menikmati hari ini bersama ibu, arya sudah kangen berat sama ibu ucapku kepada ibu yang sekarang sibuk melumat kepala dedek arya
Secara perlahan kepala ibu maju dan mundur, memasukan kepala dedek arya kemudian dikeluarkannya lagi. Begitu seterusnya hingga setengah batang dedek arya masuk ke dalam mulut ibu. Tak kusangka, dengan hati-hati ibu mencoba memasukan semua batangku kedalam mulutnya.
terasa sangat linu dedek arya ketika semua batangnya masuk ke dalam mulut ibu. terasa tertekuk kedalam dan masuk kedalam lubang. Ah, ibu memasukannya hingga sampai ditenggorokannya dan tak berapa lama, ibu menarik mundur kepalanya.
hash hash hash hash… arghhh… uhuk uhhuk… ibu seperti kehabisan nafas dan terbatuk-batuk
ibu tidak kenapa-napa? ucapku khawatir melihat keadaan ibu
tenang kekasihku, ibu memang ingin melakukannya karena selama ini hanya sebagian yang masuk hash hash jadi penasaran ucap ibu kembali melumati dedek arya kuelus kepalanya perlahan
ibu sudah bu, arya sudah kangen sama susu ibu ucapku sambil mengangkat tubuh ibu keatas, kucium bibirnya dan turun keleher jenjang ibu
ough bu arya kangen bu owhhh… indah sekali bu lipatan susu ibu ucapku yang sudah tak bisa aku kendalikan
remas sayang, susu ibu juga sudah kangen dengan remasan tanganmu ucap ibu
kutarik keatas tank-top berenda ibu ketas, sejurus kemudian aku tarik kebawah BH ibu membuat susu ibu tampak semakin mancung dan menantang. Kumainkan susu ibu, kuremas dan ku jilati seluruh bagian susu ibu.
setelah aku puas dengan posisi ini, Kumiringkan tubuh ibu sedikit, Lidahku bermain-main di sekitar puting ibu dengan tangan kananku masuk kedalam celana dalam ibu. jariku mencari-cari klitoris ibu dan bibirku menjilati puting kanan susu ibu, tangan kiriku dari belakang punggungnya memutar dan menarik puting ibu kiri ibu untuk aku mainkan.
arghh… jilat sayang jilat terus, ugh menyusu ke ibu seperti dulu lagi sayang emmmghhh…. terus mainkan itil ibu juga, aah ehmmmm kamu memang hebbbbath oughhh enak sayang ya disitu main kan disitu pas sekalihh di itil ouwhhh yah terus…
racaunya yang sudah tidak karuan lagi, tangannya kadang menjambak kadang mengelus kepalaku. Aku cium bibir ibu dan kudorong ibu hingga pantatnya bersandar pada meja, kepalaku menuju ke selangkangan ibu. Tangaku membuka vagina ibu, lidahku keluar menjulur dan memainkan klitoris ibu
egh sayangghhhh… terus, oh yah emmmh erghhhh yah terus masukan jarimu sayang masukan kocok yang keras ough sayang sayang owh sayang mmmhhhh ibu mau arghh egh egh egh egh egh…. racaunya. Setelah lama aku memainkan klitoris ibu, akhirnya ibu mengalami orgasme untuk pertama kalinya
Aku berdiri dan memandang ibu, wajahnya tampak layu seketika itu namun tetap mencoba memperlihatkan senyuman dibibirnya. kucium bibir manis dengan senyum indah itu, lalu aku sedikit merendahkan tubuhku. Ibu tahu akan maksudku, kakinya melebar dengan satu tangan menahan tubuhnya sedang satu tangannya lagi memegang dedek arya. diarahkannya dedek arya ke dalam liang senggamanya.
Emmmhh…. mmmmfffthhh…. arghhhh… penuh bangeth ahhhh… desah ibu semula menciumku kemudian melepas ciumannya tatkala dedek arya masuk semakin dalam. Kuraih kedua paha ibu dan kuangkat tubuhnya. Kurebahkan tubuhnya ditempat tidur yang memberikan aku kenangan.
ough bu, kontol arya serasa kejepit bu, sempit sekalihh ughh aghhh aghh agh ucapku sambil menggoyang pelan pinggangku
ibu masih merawatnyah ouwh untukh kamuh ya lebih kerashhh lebih dalmhhh… kau masih kekasihkuh sayanghhh mmmmhhh eghhh…. kontol, ogh kontol anakku sampai menyentuh rahimku yah terushhh racau ibu dengan tubuh bergoyang dan susunya yang terjepit BH itu naik turun
yah bu arya sukahhh… desahku
pejuhin ibu sayang, ibu ingin dipejuhin kamu lagi ough yah terush sayangkuwh… mmmhhh nikmat sekali kontol kamuhhhh… yah terus lebih keras sayang lebih keras tempik ibu kangen bertahhhh oghhhhh dengan kontol kam kamuu racaunya dengan tubuh yang bergoyang semakin cepat
Kulepas semua yang menempel di tubuhku dengan segera aku peluk erat tubuh ibu. puting terasa hangat ketika menempel di dadaku. Bibir kamu berpagutan hanya desahan yang keluar dari bibir tipis ibu.
mmmeghhh mmmmgghh mmmmghhh… desah ibu tersumbat oleh mulutku. Tubuh mungilnya melengking, mengejang beberapa kali hingga akhirnya terkulai lemas
hash hash… cairan ibu benar-benar hangat, kontol arya suka sekali bu mmmmmhhhh slurrppp ucapku lirih kemudian menciumnya
ash ash ash… sayang, ash ash kontol kamu benar-benar nakal, baru sebentar saja ibu sudah dibuath hash keluar ucapnya
ibu ingin lagi? tanyaku sambil menjilati bibir tipisnya, ibu mengangguk dengan nafas tersengalnya
Aku balik tubuhnya dan kuposisikan ibu menungging. Kuelus pantatnya dan kubuka lebar. Dengan bantuan tangan ibu, dedek arya masuk kedalam liang vaginanya. Kugoyang pelan tubuh ibu, desahan ibu sudah mulai terdengar. Ketika pinggulku mulai memompa lebih keras lagi, desahan ibu mulai terdengar lebih keras.
argh sayang… terus sayang mmmhhh…. lebih dallam laggi, ibu ing… ngin lebih dalam lagi sayang, lebih keras sayang lebih keras, arghhh ya terus ammmmmmm… racaunya ibu yang kemudian terdengar tidak jelas, kedua tangannya tertekuk kini ibu benar-benar menungging dengan tubuh depannya rebah dikasur
Tubuhku semakin tidak terkontrol, pompaanku semakin liar. Aku meremas pantat indah ibu, aku sodok semakin keras liang vagina ibu. Tempat tidur pun mulai berdecit mengikuti irama kami dalam bercinta.
sayang.. ugh ibu mauuhh erghhh ough lebih keras lagi yah terusshhhh mmmhhh kamu benar-ber hebat … ough kekasihku aku ingin pejuh kamuhhh, kontoli tempik ibu …. aaaaaaaaaaarghhhhh desah ibu diakhiri oleh teriakan kerasnya tubuhnya kembali mengejang. Kupeluk tubuh ibu dari belakang, tubuhnya kemudian tengkurap di tempat tidur. Kuciumi tengkuk leher belakang ibu.
sayang saking, ibu benar-benar kangen capek seperti ini… hash hash has… saking kangennya ibu sayang, ibu puas bisa keluar tiga kali… hash hash hash pejuhin mulut ibu sayang, pejuhin mulut ibumu ini biar ibu semakin puas… rayunya
ya bu, arya juga kepengen keluar dimulut ibu hosh hosh ucapku sembari membalik tubuhnya
ayo sayang, cepat sayang tempik ibu tidak tahan lagi goda ibu dengan senyum manisnya
yang ndak tahan tempik ibu atau ibu godaku sambil memainkan dedek arya di pintu vaginanya
dua-duanya, ayo dong… ucap ibu dengan wajahnya yang sudah sedikit memerah
arghhh…. desahnya seketika dedek arya masuk ke dalam liang senggamanya
Aku tarik kedua tangnnya dan kupegang erat, aku mulai memompa dedek arya didalam vagina ibu. susu besarnya nak turun tak karuan didepan mataku. Matanya terpejam hanya desahan-desahan kenikmatan yang tak bisa di sembunyikan dari bibirnya. Aku peluk tubuhnya dan kusatukan dadaku di dadanya.
nikmat sekali sayang, nikmat ibu, arghhh terus ibu hampir keluar terus sayang pejuhi ibumu desah pelan ibu deitelingaku
arya juga mau keluar… ughhh… eughhh desahku
Aku memompa semakin keras, hingga akhirnya aku merasakan dedek arya mau muntah. Ibu terlihat seperti akan keluar, membuatku menghentak lebih dalam dan lebih cepat lagi. Selang beberapa saat, Tubuh ibu melengking terasa cairan hangat dari liang vaginanya, jeritnya tertahan karena pompaanku semakin cepat. Kutarik dedek arya dan kukakangi kepala ibuku, dibukannya mulut ibu …
Crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot
Dikuluminya dedek arya dengan mulutnya hingga tetes terakhir dari spermaku. Aku terkulai lemas disamping ibu dan dipeluknya tubuhku oleh tubuhnya. Hingga nafas kami teratur baru kemudian mengobrol sejenak mengenai ayah dan komplotannya.
kalau dirumah kakek ndak ada sayang, kelihatanya aman-aman saja ucap ibu
Arya hanya khawatir jika ayah bertindak gegabah, ibu tahu dimana keberadaan ayah? ucapku
tidak, ibu tadi pagi sebelum kesini mencoba menelepon dan sms tapi tidak ada balasan ucap ibu
bu… balasku
hem… jawabnya
enak banget ucapku sambil memiringkan tubuhku dan memeluknya
ibu juga enak, sayang pikiran ibu pusing kalau lama ndak begini sama kamu ucap ibu
arya juga cup kukecup keningnya
nak, jika semuanya berakhir ibu harap kamu juga mendukung ibu untuk bisa melupakanmu sebagai kekasih ucap ibu tiba-tiba
eh… pasti bu, maafkan arya jika semuanya terlalu jauh ucapku
kita pasti bisa, hanya sampai ayahmu jatuh. Karena ibu tidak ingin menyakiti dian, ibu suka sama dian. dia wanita baik, tidak seperti ibu ucap ibu
est est est… jangan bilang gitu bu, ibu juga wanita baik kok. Buktinya arya suka sama ibu.hmmmm… hufttth…
Selama ibu yakin kita bisa berhenti setelah dia ndak ada, arya yakin kita bisa bu ucapku
iya sayang terima kasih… ucap ibu bangkit dan kini berada diatasku, kami saling bertukar senyum
sekali lagi ya syang, tapi cukup di emut saja ya. ibu mau diwajah sekarang jangan dimulut ucap ibu, aku hanya mengiyakan keinginan ibu
Tak perlu aku ceritakan mengenai Blow job ibu, ibu sudah tahu kelemahanku walau sedikit lama. Namanya juga sudah sering jadi pastinya tahu, gaya ibu seperti mengulum selalu membuatku tak tahan untuk muncrat. Setelah wajahnya belepotan dengan spermaku, kami kemudian bersih-bersih.
Kemudian aku menunggu ibu mengambil apa yang diperlukannya untuk liburan nanti sebelum aku antar kerumah kakek. Ibu mengatakan kepadku bahwa besok keluarga besar baru akan berangkat ke liburan jadi masih ada waktu bagi ibu untuk mengambil beberapa pakaian yang diperlukan.
Aku kemudian mengantar ibu ke rumah kakek kembali, ibu menasehatiku agar tidak mengatakan kepada dian akalu bertemu dengannya. Ibu juga menyarankan aku untuk melihat kekampus bisa saja ayah melakukan hal lain dengan menyatroni kampus mencari tahu mengenai eri dan rani.
Setelahnya aku pulang kerumah dian lagi menjelang sore hari dengan tubuh sedikit lelah. Tapi tetap saja aku menyembunyikannya. Kubukan pintu rumah dalam keadaan sepi, kulangkahkan kakiku hingga ruang tengah dan kudapati dian duduk dengan bibir manyun sambil menonton televisi. Kudekati dian dan duduk disebelahnya..
bibirnya jelek ih candaku
… tak ada balasan dari dian
kok malah manyun gitu? lanjutku
dibela-belain ndak berangkat kerja biar bisa bareng sama kamu, arya jelek! Malah pergi dari pagi sampai sore, main terus, maiiiiiiiiiiiiin terus! ARYA JELEK! ucapnya tanpa memandangku, aku terkejut
yah, kan sudah ijin tadi… ucapku
ijin ya ijin tapi mbok jangan lama-lama napa sih! Besok itu aku dah harus ngampus lagi! Huh! judesnya mulai keluar smabil matanya melotot memandangku
iya maaf kan ndak tahu, iya-iya…. ucapku
Kryuuuuuuuuk…
maem dulu mas, tuh perut sudah kirim SOS! Maemnya dimeja makan ucapnya dengan wajah judes tapi aku tahu dia perhatian bangeeet
Asyiiiiik… ade, mas maem dulu ya sayang, muach ucapku sambil mengecup pipinya, wajahnya langsung memerah. Aku berdiri dan melepas jaket kemudian beranjak menuju dapur melewati belakang sofa
temenin maem ndak? ucapnya tertunduk ketika aku menengok wajahnya, aku tersenyum
iya sayaaaang temenin… bisiku dengan tubuh membungkuk tepat disamping telinganya, seketika dian membalikan tubuhnya kearahku dan membuka kedua tangannya
gendong… wajahnya merah entah karena apa tetap tak bisa ditutupinya dengan judesnya
Aku langsung menyambut tangan yang terbuka tersebut dan kuangkat tubuhnya dari kedua ketiaknya. Dian berdiri dan langsung memelukku dengan erat, kedua pahanya aku raih dengan kedua tanganku dan ku gendong berhadapan. Wajahnya dibuang kesamping karena memerah entah karena malu atau bagaimana.
manjanyaaaaaa…. ucapku sambil berjalan
biarin, ma pacar sendiri weeeeek, yang penting bukan ma orang lain ucapnya, wanota dewasa ternyata bisa manja juga ya.
iya, iya, hadap sini dong jangan kesamping terus, masa disuruh lihat telinga terus? protesku
nih, emang mau apa? Dasar Arya jelek! ucap dian
beneran jelek? godaku, kepalanya menggeleng-geleng dan dikecupnya keningku
terima kasih sayangku ucapku, senyumnya mengembang. Ku dudukan dian disalah satu kursi.
wah, enak nih ayam penyet plus lalapan hmmmm… ucapku dengan gaya seorang koki setelah selesai memasak, bergegas mencuci tanganku dan mengambil piring
ade lapeeeer mas ucapnya
lho belum makan tadi? Ya mas ambil kan piring ya… ucapku
ndak mau… balasnya manja sambil menggeleng-gelengkan kepala sebagai
katanya lapar….?tanyaku heran
satu piring sama mas jawabnya tersenyum kepadaku,
Okay ucapku, segera aku mengambil nasi lebih banyak sedikit untuk aku dan dian beserta aluk pauknya. aku geser kursi tempat dudukku dekat dengan dian, agar kami bisa makan bersama. Segera aku melahap makanan yang ada didepanku dengan sangat beringas, karena memang perut belum terisi. Baru aku sadar telah melupakan keberadaan dian yang diam mematung memandangku makan.
eh, ade ndak makan? ucapku, dian geleng-geleng kepala
mas saja, mas kelihatan lapar sekali ucapnya
mas saja atau disuapin? tawarku untuk menggodanya
suapiiiiiiiiiin… dari tadi disuekin terus ucapnya dengan pipinya digelembungkan mirip baso
mas kira mau makan bareng satu piring,…
aaaaaaa…. lanjutku sambil tangaku yang berisi nasi aku dekatkan kemulutnya
enak ndak sayang? Buatan pacarku lho… ucapku sambil memandangnya
ufth ufth ufth… pedeeeeeeeees… air air air.. ucap dian langsung berdiri mengambil gelas dan menuang air ke gelasnya
iiiih mas kok ndak bilang kalau pedes sekali sambalnya ucapnya
lha kan ade sendiri yang buat? Kalau mas ini sudah pas ucapku tersenyum geli melihat dian
ade tadi ndak nyobain, huft huft huft…. tapi beneran pas mas? ucap dian
kalau mas, pas! ucapku sambil mengacungkan jempol kananku
enak? tanyanya lagi
ayam gorengnya bumbunya meresap! ucapku,
Walau sebenarnya ayam goreng terasa hambar mungkin karena ada sambal jadi rasa hambarnya hilang. Kalau beli di pinggri jalan rasanya gurih, hmmm mungkin akan aku beri masukan nanti saja kalau sekarang tidak boleh.
Wanita biasanya sangat sensitif salah satunya masalah masakan. Dian tersenyum kepadaku, dan duduk lagi untuk disuapi makan. Namun porsi sambalnya aku kurangi karena dian pasti akan kepedasan kalau kebanyakan sambal.
sebentar, ada tamu tuh… aaaaaa ucapku sambil mengambil nasi disebelah bibirnya dan aku suapkan lagi
cup… tiba-tiba dian mengecup pipiku
eh… aku tersenyum dan memandangnya, kami melanjutkan makan lagi bersama hingga aku habis dua ayam goreng. Masih tersisa sedikit daging ayam goreng yang berada dipiringku, diambilnya sisa daging itu dan dimakannya, tiba-tiba wajahnya menjadi cemberut.
kalau ndak enak itu bilang ndak enak, ndak usah bohong kenapa?! ucap dian cemberut
yang ndak enak itu makan sendiri tanpa kehadiran seorang yang dcintainya, kalau menurut mas sudah enak hanya perlu ditambahi sedikit bumbu lagi biar tambah gurih, cup ucapku yang berdiri membereskan piring dan mengcup pipinya. Kucuci piring dan tak ada jawaban dari dian, aku menoleh kearahnya
kok diem? tanyaku, kemudian melanjutkan mencuci piring
berarti kalau makan batu ditemeni sama orang yang disayang tetep enak? tanyanya
ya ndak begitu juga kali sayang… aku berjalan ke arahnya dan mendekatkan wajahku diwajahnya
kalau batu jelas ndak enak, itu kan bukan makanan. Ade mau makan batu? tanyaku, dian menggelengkan kepala
yang penting saling mendukung dan memperbaiki. Seperti katamu kotor bisa dibersihkan, kalau kurang gurih bisa digurihkan lagi besok. Yang penting itu kamu yang masakin dan mmmmmmmmm ucapku terhambat oleh bibirnya
ternyata mahasiswa bisa romantis juga ya sama dosen ucapnya
mana mahasiswa? Mana dosen? Ndak ada dirumah ini kok ucapku berdiri dan menoleh kekanan dan kekiri
iya… cowok jelek! Gendoooooong… ucapnya manja, aku tersenyum dan kemudian membopongnya
baru kali ini ya, ada pacar dikatain jeleeeeeeeeek terus sama pacarnya ucapku dengan pura-pura memasang wajah jengkel
eh… jangan marah, pokoknya ndak boleh marah… emoh emooooooh (ndak mau) ucapnya manja
biarin ucapku sambil menggelembungkan pipiku
Dian memohon-mohon terus dengan kemanjaannya agar aku tidak memasang wajah jengkelku. Hingga akhirnya aku kalah juga, dan ku habiskan hariku dengan dian dengan sikap manjanya.
Senyumnya mempesona, kerlingan matanya membuatku runtuh sesaat walau aku menyembunyikan hubunganku dengan ibu yang masih berjalan hingga sekarang. Hingga akhirnya waktu sudah menunjukan malam sudah saatnya untuk melepas lelah.
mas, coba duduk… ucap dian membangunkan aku
ughhhh… ya sayang ucapku yang bagkit dan duduk diatas sepring bed
hadap sini dong yang ucapnya manja, aku balik tubuhku menghadap kearahnya. Kulihat dian tersenyum manis kepadaku
mmmmmm…. gumamnya sambil menyentuh bibirku dan kemudian menunjuk-nunjuk bibirnya. Aku mengerti maksdunya, kedua tangannya meremas pundakku dan…
Kami berciuman, saling melumat bibir memang dian bisa benar-benar membuatku melupakan semua yang telah terjadi. Tubuhnya mendekat, tangannya turun dari bahu menuju ke lengan tanganku. Perlahan secara perlahan bergerak hingga meremas kedua tanganku.
Sambil berciuma aku pun ikut meremas tagannya, menggenggamnya erat. Matanya yang semula terbuka kemudian terpejam, genggaman tangannya kemudian lepas dan kempali ke pergelangan tangaku. Merambat kembali menuju punggung tanganku dan diremasnya. Diangkatnya tanganku dan ditempelkannya di susunya.
ad… ucapku terpotong dengan kepala sedikit mundur
sssssstt… Kenapa? apa perempuan dihadapanmu ini tidak menarik bagimu? Jika memang belum waktunya kenapa kamu sering pergi lama dariku? ucapnya tiba-tiba dengan jari telunjuk kanannya menyilang di bibirku
hsssssssssshhhhh…. Aku pergi lama untuk… ucapku terpotong setelah hela nafas panjang dari bibirku yang tertutup oleh jarinya
aku tidak suka jika ditinggal lama olehmu, aku sudah cukup puas berpisah denganmu hingga bertahun-tahun. Bukannya aku egois tapi kamu mengatakan kepadaku tentang dirimu dan aku ingin kamu berada didalam lingkaranku.
Sekarang akulah kekasihmu, kenapa? jelasnya sekali lagi, dan bibirnya maju menyentuh bibirku, bukan berciuman. Kurasakan nafasnya pelan menyentuh bibirku, nafas yang tenang bukan nafas karena nafsu.
Aku bukan wanita yang begitu saja dengan mudah menyerahkan milikku kepada orang lain. Kamulah yang telah membuat hatiku memilihmu. Jika memang ada sesuatu yang menghalangimu melakukannya, apakah aku bukan tempat yang pantas untuk mendengar ceritamu? ucapnya sekali lagi
hssssshhhh… aku ingin kita melakukannya setelah kita benar-benar sa… perkataanku terpotong lagi karena bibirnya menutupi bibirku
dan kamu bisa terus bersama dengan yang lain. Tidak mempedulikan aku lagi? Aku memang tidak tahu apa yang kamu lakukan diluar sana. Hanya perasaan khawatir dalam diriku. Takut, cemburu dan yang jelas pikiranku selalu berprasangka buruk ketika kamu diluar sana.
Aku sedih, aku gelisah ketika kamu diluar sana dan terkadang kamu tidak memberiku kabar, entah lupa atau memang tidak ingin. Aku marah dengan diriku sendiri sebagai seorang kekasih yang tidak bisa menahanmu tetap berada disampingku.
Aku selalu berpikir apakah ada yang kurang tentang diriku kepadamu? Aku juga merasakan kegelisahan ketika harus melakukannya denganmu. Aku tahu ini salah, tapi aku tidak bisa berpikir lagi apa yang harus aku lakukan agar bisa menahanmu lebih lama lagi disini…. ucapnya
bersamaku… ucapnya dengan air mata yang mengalir dipipinya
Aku terus memandangnya tangan kiriku yang tak dipegang olehnya coba aku angkat untuk menghapus air matanya namun tangan kirinya kembali menahan tangan kiriku untuk tetap rebah di dadanya. Pandangan kami bertemu, tak ada kata-kata lagi terucap dari kami.
Bersambung