Menjaga Keperawanan Adikku Part 8
Suara deburan ombak terdengar semakin gemuruh, di langit sana bulan bersinar terang tak hanya memancarkan cahaya hangat, namun juga memberi
Baca SelengkapnyaSuara deburan ombak terdengar semakin gemuruh, di langit sana bulan bersinar terang tak hanya memancarkan cahaya hangat, namun juga memberi
Baca SelengkapnyaMinggu lalu kekecewaan ku karena kencan yg tidak memuaskan dengan Yunda di obati tuntas oleh adikku. Pulangnya, aku yg masih
Baca SelengkapnyaAku teguk air putihku lagi untuk menenangkan gejolak dalam diri, lalu bangkit & menuju kamar adikku. Ku ketuk pelan lalu
Baca SelengkapnyaSedang Genta masih kurus seperti dulu, tapi dia sudah hampir setinggi aku. kalau Yunda berwajah ibunya, maka Genta adalah duplikat
Baca SelengkapnyaSambil pelan-pelan aku pepet tubuh adikku ke pagar balkon, Aku ingin meningkatkan tempo permainan kami. Aku menyadari betapa longgarnya daster
Baca SelengkapnyaAku saat itu bingung dgn jawabannya. Satu sisi kita tau perbuatan kami ini tabu, namun sisi lain kami tak bisa
Baca SelengkapnyaNamun d saat genting itulah akal sehatku hidup 100%. aku membayangkan hancurnya masa depan adikku bila keperwanannya kurengut. Bagaimana nasib
Baca SelengkapnyaKejadiannya baru sekitar Februari yang lalu. Aku masih belum bekerja, dan adik baru lulus kuliah. FYI usia kami cuma terpaut
Baca Selengkapnya